Kolaborasi Rektor, Dekan, dan Bupati di Rakernas AMPIPS se-Indonesia
- Jumat, 07 April 2017 10:21
Kiri: Sutopo, M.Pd. (Kajur Tadris IPS IAIN Tulungagung), Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd. (Dekan FTIK IAIN Tulungagung), Emil Elestianto Dardak, M.Sc., Ph.D. (Bupati Trenggalek), dan Dr. H. Maftukhin, M.Ag. (Rektor IAIN Tulungagung)
Tulungagung-Dalam rangka Rakernas Aliansi Mahasiswa Pendidikan IPS(AMPIPS) se-Indonesia, diadakanlah seminar di Swaloh Resort dan Spa Tulungagung. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Sabtu, 25 Maret 2017. Dalam kegiatan tersebut, tema yang dibahas adalah Peran Pendidikan dalam Mewujudkan Nilai Karakter Bangsa yang Berbudaya. Sebagai permbicara dalam seminar tersebut adalah dua punggawa dari dua instansi, yaitu Emil Elestianto Dardak, M.Sc., Ph.D. selaku Bupati Trenggalek dan Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Tulungagung.
Selain itu, dalam kegiatan tersebut datang perwakilan mahasiswa Pendidikan IPS dari Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, UIN Maulana Malik Ibrahim, Universitas Negeri Semarang, Universitas Raden Rahmat Malang, IAIN Jember, dan IAIN Cirebon serta peserta seminar dari berbagai perguruan tinggi di Tulungagung dan sekitarnya. Jumlah peserta lebih kurang 450 orang. “peserta seminar ini antara 400—500 orang,” ujar Sutopo, M.Pd. selaku Kajur Tadris IPS, IAIN Tulungagung.
Sebelum kegiatan seminar tersebut dimulai, Dr. H. Maftukhin, M.Ag., Rektor IAIN Tulungagung, mengorasikan sambutan. Beliau menyatakan bahwa ada tantangan besar bagi mahasiswa IPS, yaitu mengubah pola pikir masyarakat, terutama tentang anomali kontradiktif. “Contoh anomali kontradiktif adalah orang yang berpendidikan malah menjadi koruptor,” ujar rektor yang saat itu sedang memakai pakaian bertuliskan IAIN Tulungagung.
Setelah sambutan, dipertontonkan Reog Gendang yang bersyairkan keislaman. Pada pukul 10.00 WIB, kedua pembicara saling berkolaborasi. Dalam pemaparannya, Bupati Trenggalek tersebut menekankan bahwa ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh mahasiswa, terutama mahasiswa IPS. Pertama, belajar merupakan wujud pengorbanan demi karier. Kedua, pengambilan sikap yang tepat adalah act of kebersamaan. Ketiga, pahamilah karakter dan budaya. Keempat, ngomong apa yang kita punya, bukan yang tidak kita punya. Kelima, tingkatkan profesionalitas, gotong royong, integritas, dan inovatif dari berbagai aspek.
Paparan senada juga diujarkan oleh Dekan FTIK IAIN Tulungagung. Dalam paparannya, dia menyatakan bahwa pendidikan harus ber-per-adab-an. Ada beberapa hal yang harus dilaksanakan agar pola pikir tersebut efektif dan efisien. Pertama, pendidikan harus beradab. Kedua, pengembangan pendidikan harus dilaksanakan seiring dengan perkembangan peradaban umat manusia. Ketiga, pendidikan harus menjadi media bagi para stakeholder-nya untuk berkontribusi bagi peradaban (berperadaban). Keempat, penerapan pendidikan pembudayaan.
Berdasarkan penjelasan dari Dr. H. Maftukhin, M.Ag., Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I., dan Emil Elestianto Dardak, M.Sc., Ph.D. disimpulkan bahwa karakter dan budaya tiap daerah berbeda. Oleh karena itu, mahasiswa IPS harus memahami perbedaan tersebut sebagai dasar untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Dengan kata lain, nilai karakter bangsa yang berbudaya merupakan salah satu tonggak untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. (AF/ABP)