Yudisium ke-41 FTIK UIN SATU, Rektor Ingatkan Tantangan yang Dihadapi Seorang Sarjana
- Sabtu, 13 Juli 2024 13:51
TULUNGAGUNG - Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN SATU Tulungagung menggelar Yudisium ke-41 yang diselenggarakan pada Jumat pagi, 12 Juli 2024 di Aula Gedung Arief Mustaqim lantai 6. Acara turut dihadiri oleh Rektor UIN SATU Prof. Abdul Aziz, Dekan FTIK Dr. Sutopo, segenap jajaran rektorat dan dekanat.
Susunan acara kegiatan ini dimulai dari pembukaan, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars UIN SATU, pembacaan ayat suci Al-Qur'an, pembacaan doa yang dipimpin oleh Dr. Nursamsu, pembacaan SK Yudisium oleh Plt Kabag FTIK Dr. H. Muhammad Asrori, sambutan Dekan FTIK, dan Rektor UIN SATU.
Tema serangkaian yudisium ke-39 hingga 41 kali ini adalah 'Mengukuhkan Sarjana Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang Berintegritas dan Berdaya Saing dalam Membangun Generasi Emas.'
Mahasiswi Fatma Nuril Izza dari Prodi Tadris Bahasa Inggris menyampaikan pidato perwakilan dari seluruh peserta yudisium yang hadir.
"Segala rasa yang tidak terkira memenuhi langit-langit semesta pada hari ini seraya mengucap puji syukur," ungkap Fatma.
Fatma menyampaikan pada seluruh hadirin, khususnya rekan-rekan peserta yudisium agar tidak pernah berhenti bermimpi dan terus menggali potensi.
"Hari ini kita telah memenangkan salah satu mimpi besar yang kita miliki, jangan pernah lelah untuk bermimpi dan menggali potensi," ungkapnya.
Dia juga menyampaikan agar seluruh calon alumni FTIK yang hadir agar tidak takut dengan kegagalan.
"Kegagalan merupakan bagian dari keberhasilan, jika Anda menghindari kegagalan maka Anda juga menghindari keberhasilan," pesannya.
Dekan FTIK UIN SATU Dr. Sutopo lewat sambutannya menyampaikan kabar duka atas meninggalnya Prof. Achmad Patoni selaku Ketua Senat UIN SATU Tulungagung.
"Tadi sudah disampaikan terkait suka dan duka saudara melalui perwakilan mahasiswa, bahwa ini adalah generasi covid atau tahun masuknya 2020,"
Dekan FTIK mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta yudisium yang hadir karena telah percaya pada lembaga perguruan tinggi UIN SATU hingga memperoleh gelar sarjana.
"Saya mewakili bapak ibu dosen juga pengelola, tentu ada sesuatu yang kurang pas dalam melayani saudara," terang Dr. Sutopo.
"Mungkin teman-teman yang diajar saat daring, ada kendala sinyal atau dosen yang sulit dihubungi untuk menunjang pembelajaran," lanjutnya.
Tentu menjadi kenangan tersendiri bagi saudara ketika menempuh studi di FTIK di UIN SATU.
"Kami berharap kenangan indah itu akan bisa kembali di UIN SATU," lanjut Dekan FTIK UIN SATU.
Dekan menyampaikan kepada peserta agar tidak lelah menempuh ilmu jika ingin melanjutkan pendidikan di jenjang magister.
"Saudara sudah dibekali dengan teori dan praktik saat menempuh studi di FTIK," jelasnya.
"Untuk menunjukkan bahwa saudara adalah alumni FTIK UIN SATU, saudara tetap perlu mengasah diri melalui beberapa aktivitas yang orientasinya adalah peningkatan kompetensi diri," terangnya lagi.
Dr. Sutopo pada akhir pesannya kali ini mengaku bangga atas kelulusan seluruh mahasiswa FTIK di yudisium ke-41 kali ini, dan berharap selalu terjalin silaturahmi sebagai alumni.
Rektor UIN SATU Tulungagung, Prof. Abdul Aziz dalam sambutan kali ini turut menyapa seluruh peserta yang hadir serta mengingatkan perjuangan yang harus dihadapi setiap alumni.
"Yudisium ini sesungguhnya adalah sebuah acara menandai, menandai kepada saudara bahwa perjalanan akademik saudara di jenjang S-1 sudah berakhir," jelas Prof. Abdul Aziz.
Meski demikian, seluruh peserta mendapatkan pesan berharga bahwa para calon sarjana yang hadir baru akan memulai dunia baru, mulai dari relasi, pertemanan serta tantangan yang harus dihadapi.
Prof. Abdul Aziz menyampaikan seluruh alumni UIN SATU akan diuji oleh diri sendiri dan mengalami beberapa perubahan, seperti mendewasakan diri dengan keadaan khususnya finansial.
"Saudara akan perang dengan diri Anda sendiri, saya mau apa, saya mau bagaimana, saya mau di mana, ini menjadi pertanyaan besar dan PR besar bagi diri Anda," lanjutnya.
Prof. Abdul Aziz juga menegaskan kepada seluruh calon wisudawan agar bercita-cita setinggi mungkin.
"Cita-citalah yang tinggi, jangan cita-cita yang rendah. Orang yang menyesal di dunia ini adalah ketika cita-citanya rendah terlaksana," ungkapnya.
"Orang yang tidak mempunyai cita-cita tinggi, dan hanya rendah dan terlaksana yakinlah akan menyesal," pesan Pak Rektor.
Selain itu, akan ada tantangan yang dihadapi seluruh alumni terhadap keluarga dan lingkungan masing-masing.
"Saudara jangan merasa, kuliah tidak ada manfaatnya, sama saja saudara mengingkari nikmat yang diberikan Allah kepada saudara," lanjutnya.
"Jawab dengan tegas, saya akan tunjukkan saya adalah S-1, saya akan tunjukkan saya adalah sarjana," tegasnya.
Tantangan para calon wisudawan selanjutnya juga berkaitan dengan cara berinteraksi dengan masyarakat secara luas. Peserta yudisium dituntut untuk menjadi bijak saat menyandang gelar sarjana dan berhadapan dengan masyarakat yang mungkin memiliki pendidikan rendah.
"Kita semua tidak membayangkan, bahwa kita akan menjadi seperti ini (seorang sarjana .red) tidak pernah terbayangkan," kata dia.
Tantangan yang terakhir, Pak Rektor menyampaikan seluruh alumni harus memiliki mental yang kuat. Introspeksi seorang alumni dalam menerapkan ilmu dan hal-hal yang bermanfaat di bangku perkuliahan harus selalu dijunjung tinggi.
"Kita harus PD terhadap nikmat yang diberikan kepada kita semua," terang Pak Rektor.
Prof. Abdul Aziz juga menerangkan penting kepada seluruh calon wisudawan yang hadir untuk selalu memperkuat relasi yang dimiliki.
"Seseorang yang mempunyai data, membuat hidupnya akan terbuka, seseorang yang menguasai IT akan terbuka cakrawala dunianya, seseorang yang mempunya relasi akan bisa mengarahkan dan mendukung keberhasilan saudara," jelasnya.
"Sekali lagi, selamat atas yudisium saudara di FTIK ini, semoga ilmu saudara diberikan ilmu yang manfaat, jangan lupa pada almamater saudara, selalu bawa etika dalam masyarakat dan tanggung jawab terhadap apa yang saudara lakukan," pesannya.
Kegiatan yudisium ke-41 berjalan lancar dan penuh khidmat, menjadi pertanda kuat akan komitmen FTIK UIN SATU Tulungagung dalam membangun generasi emas yang berintegritas dan berdaya saing. Kegiatan ini diakhiri dengan penyerahan selempang prestasi mahasiswa terbaik dari masing-masing program studi, sesi foto bersama, dan diakhiri dengan hiburan.
Yudisium ke-40 FTIK UIN SATU, Dekan Ingatkan Pentingnya Jiwa Kompetisi untuk Alumni
- Sabtu, 13 Juli 2024 13:24
TULUNGAGUNG - Yudisium Sarjana ke-40 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN SATU Tulungagung digelar pada Kamis siang, 11 Juli 2024 di Aula Gedung Arief Mustaqim lantai 6. Acara turut dihadiri oleh Dekan FTIK Dr. Sutopo, dan segenap jajaran dekanat.
Susunan acara kegiatan ini dimulai dari pembukaan, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars UIN SATU, pembacaan ayat suci Al-Qur'an, pembacaan doa yang dipimpin oleh Dr. Maryono, M.Pd, pembacaan SK Yudisium oleh Plt Kabag FTIK Dr. H. Muhammad Asrori, sambutan Dekan FTIK dan Rektor UIN SATU.
Tema serangkaian yudisium ke-39 hingga 41 kali ini adalah 'Mengukuhkan Sarjana Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang Berintegritas dan Berdaya Saing dalam Membangun Generasi Emas.'
Pidato perwakilan mahasiswa peserta Yudisium ke-40 kali ini diwakili oleh Putri Titania Dewi.
Putri sapaan akrabnya, menyampaikan kenangan-kenangan yang dihadapi oleh seluruh mahasiswa peserta yudisium di masa pandemi Covid-19.
"Media-media pendukung proses belajar ini menunjukkan bentuk integritas yang kita miliki sebagai kampus dakwah dan peradaban, hingga kita semua sekarang keluar dari kampus ini," terangnya.
Putri juga mewakili seluruh peserta dalam menyampaikan terima kasih kepada seluruh dosen dalam membimbing dan membentuk para sarjana sebagai insan berilmu, berdaya saing tinggi, dan berakhlak mulia.
"Terima kasih karena di UIN SATU kami diajarkan tidak untuk mencari nilai, tetapi menjadi orang yang bernilai dan berilmu," kata dia.
"Semoga hal yang bapak ibu dosen berikan kepada kami menjadi amal jariah untuk bapak dan ibu dosen tercinta," lanjutnya.
Dekan FTIK UIN SATU Dr. Sutopo pada kesempatan ini turut menyambut segenap civitas academica yang hadir dan menyapa seluruh calon sarjana FTIK UIN SATU.
"Yang berbahagia hari ini anak-anakku semuanya, kali ini auranya berbeda dengan yudisium tadi pagi," sapa Pak Dekan.
"Hari ini sangat bersinar wajah saudara, atau mungkin yang kemarin bimbingan lama menunggu pembimbingnya, sekarang sudah bebas," lanjutnya.
Dekan FTIK sempat menyampaikan kabar duka atas wafatnya Ketua Senat UIN SATU Tulungagung, Prof. Achmad Patoni yang termasuk dosen senior di UIN SATU Tulungagung.
Dr. Sutopo juga mengaku bangga atas prestasi mahasiswa yang memiliki tinggi bahkan menyentuh IPK 3,9.
"Peringkat yang disebutkan tadi, akan menjadi sebuah tanggung jawab yang berat juga secara akademik," ungkapnya.
"Bukan kita tidak senang dengan IPK yang tinggi, tetapi bagaimana ke depan saudara bisa berkompetisi dengan alumni-alumni dari luar kampus UIN SATU Tulungagung.
Dekan FTIK UIN SATU juga berpesan kepada seluruh calon wisudawan yang hadir agar selalu bisa menjaga bekal keilmuan yang didapatkan di UIN SATU Tulungagung.
Dosen Tadris Matematika UIN SATU itu menjelaskan pentingnya bagi mahasiswa calon wisudawan yang hadir untuk menempuh studi lanjut dan linear alias sama dengan prodi yang ditempuh saat jenjang S-1.
"Mulai hari ini, saudara saya angkat menjadi duta FTIK meskipun sudah alumni," kata Dr. Sutopo.
Dekan FTIK UIN SATU juga menyampaikan di UIN SATU Tulungagung, khususnya di FTIK memiliki banyak prodi yang berstatus unggul.
"Capaian terakhir, banyak prodi FTIK yang terakreditasi dengan status unggul," jelasnya.
Acara yudisium yang berakhir pada sore hari itu berjalan lancar, seluruh calon wisudawan FTIK UIN SATU diharapkan mampu menjadi generasi emas yang berintegritas, serta berdaya saing. Kegiatan ditutup dengan penyerahan penyandang peringkat terbaik dari masing-masing prodi, sesi foto bersama, dan hiburan.